Direktorat Siber Bareskrim Polri mengungkap pelaku pembobolan situs atau hacker yaitu pelaku Sultan Haikal atau SH.
Mereka memiliki nama kelompok yaitu Gantengers Crew, kelompok ini di pimpinan oleh Sultan Haikal yang merupakan remaja lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP), 3 anak buahnya haikal berinisial MKU (19), Al (19) dan NTM (27).
Kepada tiga anak buahnya, Haikal memberi tahu metode untuk mereras situs. Selama beberapa waktu berjalan, mereka sudah meretas 4.600 situs. Namun, mereka tidak meretas untuk mencari keuntungan tapi kebanyakan untuk unjuk kemampuan.
Atas hal ini, pihak maskapai penerbangan dan situs penyedia jual-beli tiket online mengalami kerugian sekitar Rp 4 miliar lebih.
Menurut ahli digital forensic Ruby Alamsyah, tindakan peretasan oleh Haikal ini masih dalam level yang 'cetek'. Hal ini memungkinkan bisa dikarenakan pengamanan server jual-beli tiket online tersebut memang rendah.
Jadi hacker tersebut sebenarnya tidak melakukan apa-apa yang canggih. Mereka cuma memanfaatkan informasi pengetahuan serta tools yang ada. Kebetulan situs-situs tersebut memang tidak aware terhadap security yang cukup tinggi, akhirnya gampang dibobol.
Hacker yang jenius, dijelaskan Ruby, biasanya akan melakukan riset terlebih dahulu terhadap target target, lalu membuat tools dan membuat exploit versi mereka sendiri. Lalu mereka akan meretas dan mengambil datanya untuk melakukan penutupan, sehingga tidak bisa ditangkap.
"Kalau yang ini kan sudah jelas. Menurut saya sih, kalau dari kacamata kami sebagai praktisi, security-nya memang biasa saja, kok. Masalahnya banyak di Indonesia yang bisa melakukan hal ini, tinggal yang nekat siapa. Nah, kebetulan kelompok inilah yang nekat," kata Ruby Alamsyah.
0 comments: